Minggu, 09 November 2008

Pengalaman ecotourism conference di Malaysia

Asia Pasific Sustainable ecotourism development and enterprise conference yg diselenggarakan oleh APECO dan MATTA dari tgl 6-8 Nov 2008 dg peserta berjumlah 200 orang dari kawasan asia pasifik yg telah berjalan dg lancar. Kemasan acara yg praktis dan simple tetapi padat dengan materi yg manfaat nya banyak sekali. Sebagai pemerhati pariwisata kita memang harus menyadari betapa pentingnya pengembangan ecotourism itu kedepan. Negara Malaysia telah berani dan memiliki komitmen yg kuat dan telah terbukti mampu mengembangkan obyek wisata unik : "FIREFLY" yaitu kegiatan wisata malam hari utk melihat kelip-kelipnya kunang (firefly) yg sengaja dikembangkan dan dibudidayakan didaerah sepanjang sungai di Kuala Selangor Malaysia. Para Wisatawan sebelum melihat kunang-kunang disajikan pertunjukan film di ruangan khusus dg audio visual yg menceriterakan tentang "firefly" setelah itu beramai-ramai bergantian naik sampan yg jumlahnya ada 30 buah, tetapi mereka harus memakai baju pelampung karena sungainya dalam. Masing-masing kapal diisi oleh 4 peserta yg dikayuh oleh pendayung sampan yg telah disediakan. Suasana malam itu memang mencekam gelap gulita tanpa sinar lampu bahkan lampu HP atau blitz camera tidak diijinkan menyala. Kebetulan agak gerimis sehingga peserta harus memakai jas hujan atau payung. Alur sungai tidak deras tetapi terlihat bersih, dikanan kiri sungai ditumbuhi pepohonan Mangrove (bakau) yg memang sedang dilestarikan dalam konservasi alamnya. Kunang-kunang (firefly) yg jumlahnya jutaan diam berada di pepohonan (tidak beterbangan) itulah yg menjadi tujuan wisatawan datang kesana. Sampan berjalan pelan-pelan suasana sunyi dan sepi, peserta dilarang bersuara (gaduh) dan dilarang memfoto dg lampu blitz. Pengelolaan obyek wisata firefly ini sangat profesional, yg dalam beberapa tahun ini mampu menyerap jutaan pengunjung dengan segala fasilitas yg sangat memadahi, peralatan yg lengkap, peran pemandu semua dari masyarakat sekitarnya yg dilatih dan dididik dg baik, yg tujuan utamanya utk membantu kesejahteraan mereka. Kesan para wisatawan adalah fun & happy karena berhasil melampaui suasana alam yg unik dan mencekam dg berbagai pengalaman pribadinya masing-masing . Yang patut diberikan apresiasi adalah kemampuan menciptakan ide yg sederhana apalagi bagi orang Indonesia khususnya tidak bisa membayangkan bagaimana mau datang dg biaya yg mahal hanya utk melihat kunang-kunang (firefly) saja. Program pemasaran yg luar biasa mereka lakukan dg jemput bola, melalui pemasaran yg eksklusif bahkan memiliki fasilitas pesawat terbang khusus utk pasar diluar Malaysia dg tarif pesawat yg relatif murah. Pengalaman dari wisatawan Pakanbaru Sumatera mereka datang kesana deg pesawat khusus dan tidak perlu menggunakan visa. Dari pengalaman kami tsb sangat ironis dg di Indonesia, merupakan sentilan bagi kita bangsa Indonesia yg memiliki segudang obyek wisata tapi tidak mampu berbuat banyak. Program aktivitas kami khususnya VIP member yg berjumlah 30 orang dalam program ecotourism tsb yaitu melakukan aktivitas menanam pohon bakau (Mangrove) di pinggir pantai Selangor sebanyak 200 pohon, sebagai bukti kepedulian dalam pelestarian alam. sedangkan para peserta yg lain melakukan wisata alam hutan lindung yg ada. Kami mengakui perbedaan yg sangat menyolok adalah dari SDM nya, mereka takut pada peraturan tetapi di Indonesia takut pada orang. Faktor keamanan, kebersihan, kenyamanan dan fasilitas publik terkelola dg baik. Di jalanan tidak ada GEPENG, juga polisi. Lalu lintas terkendali dg sistim trafik light dan aturan yg ada. Polisi banyak terlihat di Bandara karena memang rawan keluar masuknya wisatawan dari luar yg sering punya masalah yg bermacam-macam. Last but not least kita memang harus berbenah diri kedepan, kapan kita sadar sebagai pemerhati pariwisata yg baik ...?

foto Putri (NBG ) nebeng yaa

Isdarmanto@yahoo.com